Cukup lelah untuk memikirkan nasib bangsa, rakyat dan negara ini. Lubuk hati bergumam, apa dayaku terhadap mereka.. aku hanya seorang arif.. aku adalah aku seorang, tidak kurang dan tidak lebih. Jiwa ini berontak, namun raga terpasung. Aku.. tidak bisa berbuat apa-apa.. nihil!!
Jari jemari menekan keyboard ini, satu persatu.. sambil kepala ini berpikir.. apakah tulisan yang ku goreskan kedalam layar monitor sudah cukup dapat diterima oleh khalayak. Aku lelah berpikir ide gagasan dan sudut pandang ku berlawanan dengan idealis seseorang. Aku lelah menjadi seorang bunglon.
Namun, apa yang kulihat, ku dengar, ku rasakan adalah ketimpangan yang amat sangat dari dunia ini. Aku muak..
Aku lelah melihat wajah-wajah muda membuang-buang energinya dengan percuma, aku lelah melihat wajah-wajah renta yang seharusnya mereka duduk dan mengayomi anak-anaknya, aku lelah melihat wajah-wajah mungil di ikut sertakan dalam aksi demonstrasi.. seharusnya mereka belajar dan bermain.. seharusnya keceriaan ada di wajah mereka.
Sebuah pesan perjuangan yang dianut oleh almamater ku.. baik yg berada di barisan kanan.. maupun yang mengepalkan tangan kirinya seraya meninjukan ke langit.. "Katakan yang benar itu benar, yang salah itu salah, walaupun pahit rasanya". Yeah.. wahai para barisan yang suka memacetkan jalan.. yang suka berteriak-teriak meneriakan kebenaran dengan amarah murka di dada.. yang suka menyalahkan nasib bangsa ini ke para bajingan tengik yg duduk di singgasana harta.. yg suka menghujat para pemimpinnya.. Aku katakan kepada kalian bahwa cara kalian salah.. tak berguna, dan hanya menambah masalah.. dan kalian hanya memberikan kesempatan pada tirani lain untuk bertindak lebih ganas.
Seandainya kalian tahu bahwa betapa sulitnya mengatur negara ini.. seandainya kalian tahu bagaimana cara yang diajarkan oleh manusia terbaik yang pernah lahir di muka bumi ini. Kita pasti malu.. namun rahmat dari langit melebihi durjana yang kalian lakukan.. Kalian masih tetap bisa makan dengan nasi putih yang ada hak-hak petani di situ yang belum terbayarkan.. (namun karena rahmat Ilahi melalui negara ini nasi putih yang seharusnya mahal harganya, dapat kita nikmati tanpa merasa berdosa).
Seharusnya kita menyampaikan dengan cara yang baik, tak perlu tergesa-gesa.. apakah kalian pikir dengan cara demonstrasi.. wajah meraka langsung menatap dan segera melangkahkan kakinya untuk bertindak memakmurkan negeri??? Mereka bukan nabi.. mereka terpasung oleh sistem.. mereka terpasung oleh aturan yang memang dibuat dengan harapan aturan itu bisa mengontrol.. sebuah lingkaran setan.. aturan yg digunakan untuk mengontrol dan memperbaiki keadaan.. namun hanya menghambat dan menunda pekerjaan.. apabila aturan itu di hilangkan.. kerusakan yg lebih parah akan terjadi.. Lingkaran setan yg bahkan para kiyai sendiri tidak dapat menembusnya..
Melalui goresan-goresan yang melukakan hati para rekan perjuangan.. maafkan daku.. aku lelah.. aku lelah pemerintah kurang responsif.. aku lelah pemerintah kurang aktif.. aku lelah pemerintah menaikan harga.. berbuat tidak adil dan semena-mena.. namun aku melihat ke dalam diri ini.. sosok tubuh yang amat tidak sempurna.. ternyata... aku sama buruknya.. aku sama buruknya dengan kaum liberalis, kaum komunis, kaum oportunis.. aku hanya melihat kulit.. tampaknya dengan cara ini bisa berhasil.. tampaknya dengan ini bisa sukses.. tampaknya.. tampaknya..
Aku terlupakan satu hal penting.. aku hanya manusia.. kalian juga manusia.. mereka juga manusia.. pantaslah bila begitu adanya..
Jari jemari menekan keyboard ini, satu persatu.. sambil kepala ini berpikir.. apakah tulisan yang ku goreskan kedalam layar monitor sudah cukup dapat diterima oleh khalayak. Aku lelah berpikir ide gagasan dan sudut pandang ku berlawanan dengan idealis seseorang. Aku lelah menjadi seorang bunglon.
Namun, apa yang kulihat, ku dengar, ku rasakan adalah ketimpangan yang amat sangat dari dunia ini. Aku muak..
Aku lelah melihat wajah-wajah muda membuang-buang energinya dengan percuma, aku lelah melihat wajah-wajah renta yang seharusnya mereka duduk dan mengayomi anak-anaknya, aku lelah melihat wajah-wajah mungil di ikut sertakan dalam aksi demonstrasi.. seharusnya mereka belajar dan bermain.. seharusnya keceriaan ada di wajah mereka.
Sebuah pesan perjuangan yang dianut oleh almamater ku.. baik yg berada di barisan kanan.. maupun yang mengepalkan tangan kirinya seraya meninjukan ke langit.. "Katakan yang benar itu benar, yang salah itu salah, walaupun pahit rasanya". Yeah.. wahai para barisan yang suka memacetkan jalan.. yang suka berteriak-teriak meneriakan kebenaran dengan amarah murka di dada.. yang suka menyalahkan nasib bangsa ini ke para bajingan tengik yg duduk di singgasana harta.. yg suka menghujat para pemimpinnya.. Aku katakan kepada kalian bahwa cara kalian salah.. tak berguna, dan hanya menambah masalah.. dan kalian hanya memberikan kesempatan pada tirani lain untuk bertindak lebih ganas.
Seandainya kalian tahu bahwa betapa sulitnya mengatur negara ini.. seandainya kalian tahu bagaimana cara yang diajarkan oleh manusia terbaik yang pernah lahir di muka bumi ini. Kita pasti malu.. namun rahmat dari langit melebihi durjana yang kalian lakukan.. Kalian masih tetap bisa makan dengan nasi putih yang ada hak-hak petani di situ yang belum terbayarkan.. (namun karena rahmat Ilahi melalui negara ini nasi putih yang seharusnya mahal harganya, dapat kita nikmati tanpa merasa berdosa).
Seharusnya kita menyampaikan dengan cara yang baik, tak perlu tergesa-gesa.. apakah kalian pikir dengan cara demonstrasi.. wajah meraka langsung menatap dan segera melangkahkan kakinya untuk bertindak memakmurkan negeri??? Mereka bukan nabi.. mereka terpasung oleh sistem.. mereka terpasung oleh aturan yang memang dibuat dengan harapan aturan itu bisa mengontrol.. sebuah lingkaran setan.. aturan yg digunakan untuk mengontrol dan memperbaiki keadaan.. namun hanya menghambat dan menunda pekerjaan.. apabila aturan itu di hilangkan.. kerusakan yg lebih parah akan terjadi.. Lingkaran setan yg bahkan para kiyai sendiri tidak dapat menembusnya..
Melalui goresan-goresan yang melukakan hati para rekan perjuangan.. maafkan daku.. aku lelah.. aku lelah pemerintah kurang responsif.. aku lelah pemerintah kurang aktif.. aku lelah pemerintah menaikan harga.. berbuat tidak adil dan semena-mena.. namun aku melihat ke dalam diri ini.. sosok tubuh yang amat tidak sempurna.. ternyata... aku sama buruknya.. aku sama buruknya dengan kaum liberalis, kaum komunis, kaum oportunis.. aku hanya melihat kulit.. tampaknya dengan cara ini bisa berhasil.. tampaknya dengan ini bisa sukses.. tampaknya.. tampaknya..
Aku terlupakan satu hal penting.. aku hanya manusia.. kalian juga manusia.. mereka juga manusia.. pantaslah bila begitu adanya..